Sabtu, 02 Maret 2013

Ketika “Sang Dewa Cinta” Menghipnotis


Oleh : Syuhada Gultom


Konser tunggal Ari Lasso, Sabtu (23/2) malam, menjadi bukti jika alumni band Dewa 19 ini memang layak diperhitungkan sebagai penyanyi solo papan atas di Indonesia. Dalam pertunjukan bertajuk “Sang Dewa Cinta” ini, Ari benar-benar mampu menghipnotis penonton yang memenuhi Plenary Hall, Jakarta Convention Centre, Jakarta.
Konser dibuka dengan penampilan Magenta Orchestra pimpinan Andy Rianto yang memang menjadi band pengiring. Selanjutnya Rahasia Perempuan menjadi lagu perdana yang dilantunkan penyanyi asal Madiun ini. Sorak-sorai penonton menyambut Ari yang malam itu memakai setelan jas warna hitam.
Ari tak sendirian menghibur penonton pada malam Minggu itu. Dia juga menggandeng beberapa penyanyi solo lain. Bersama Bunga Citra Lestari, penyanyi yang telah menelurkan enam album termasuk kompilasi terbaik ini, menyanyikan dua lagu:  Karena Aku Telah Denganmu dan Aku dan Dirimu.  
Dua penyanyi wanita lain yang juga diajak berduet malam itu adalah Melly Goeslaw dan Titi DJ. Bersama Melly, Ari menyanyikan lagu mereka Jika, sedangkan bareng Titi DJ membawakan Tak Ada Cinta yang Lain, lagu Ari saat masih bergabung dengan Dewa 19, dan pernah dinyanyikan Titi dalam album solonya.
“Titi DJ itu idola saya. Darinya saya belajar bagaimana tampil hebat di atas panggung,” kata Ari mengomentari duetnya dengan mantan istri Indra Lesmana itu.
Ada sebuah kejutan untuk Ari ketika dua putranya, Audra (10 tahun) dan Abraham (8 tahun), naik ke panggung dan menyanyikan Misteri Ilahi.  Tak ayal, lulusan SMAN 2 Surabaya itu menitikkan air mata haru.
Ribuan penonton konser tunggal ini juga dikejutkan dengan reuni personel Dewa 19 formasi awal yang tampil memeriahkan show ini. Mereka yang hadir adalah Ahmad Dani (keyboard), Andra Junaidi (gitar), Erwin Prasetya (bass), dan Wawan Juniarto (drum). Kerinduan Baladewa terobati saat lagu Kangen dinyanyikan. Inilah lagu yang mengangkat Dewa 19 ke puncak belantika musik Indonesia tahun 1992 silam.
“Atas seizin Dhani, Dewa 19 hadir di sini dengan formasi 19 tahun lalu,” kata Ari. Ini benar-benar kejutan karena beredar kabar kalau Dhani dan Erwin selalu tak akur. Usai membawakan lagu tersebut, Ari mengajak keempat rekannya ke depan panggung dan memberi hormat kepada penonton. Seluruh penonton pun sontak berdiri sambil memberikan tepuk tangan meriah.
Konser tunggal ini digelar dalam rangka menyambut ulang tahun ke-40 dan 20 tahun Ari berkarier di dunia musik Tanah Air. Ari pun tampak terharu dengan padatnya penonton yang sangat antusias menyaksikan konser tunggalnya itu.
Berulang kali ia mengucapkan terima kasih kepada penonton. Namun di tengah-tengah kebahagiaannya tersebut, dia sempat menyanyikan lagu Tanah Airku Indonesia karena sebagai penghormatan untuk negara dan bangsa Indonesia.
Total dia membawakan 31 lagu dalam tiga jam penampilannya. Lagu-lagu hitsnya seperti Tulus, Cintaiku Sepenuh Hati, Cinta Sejati, Penjaga Hati, Patah Hati, Lirih, dan Cinta Sejati pun bergema dalam konser ini. Tiket yang cukup mahal, termurah Rp 400 ribu dan termahal Rp 2,8 juta terbayar oleh penampilan memuaskan yang ditunjukkan Ari. “Sang Dewa Cinta” memang benar-benar telah menghipnotis malam itu. ***

Banjir Surut Penyakit Timbul

Oleh:  Syuhada Gultom

Banjir seringkali disusul merebaknya wabah penyakit. Namun bukan berarti tak bisa dihindari.
Banjir besar yang melanda Jakarta pada pertengahan Januari tahun ini, memicu dampak yang memprihatinkan terhadap pelbagai aspek kehidupan manusia di kota metropolitan itu. Tentu saja salah satunya adalah gangguan kesehatan.
Hal ini sangat dirasakan Mina, salah seorang yang mengantri resep di tempat praktek dokter umum di kelurahan Kebon Baru, Jakarta Selatan. Kebon Baru yang tak jauh dari pinggir kali Ciliwung, termasuk daerah langganan banjir. Selain Mina, terlihat puluhan pasien lainnya yang sedang menunggu giliran.
Mina mengeluhkan kondisi anaknya yang masih berusia 2 tahun. Setelah beberapa hari banjir mulai surut, kesehatan balitanya makin memburuk. “Rumah saya hampir seminggu digenangi air, mungkin karena hawa banjir ini anak saya jatuh sakit,” ujarnya kepada Jakarta Baru, Senin pekan lalu. Kendati kata dokter anaknya mengidap penyakit yang tergolong ringan, Mina mengungkapkan rata-rata warga di sana menderita diare.
Wabah penyakit yang timbul karena banjir ini diamini oleh dokter Achmad Besar Noor, di tempat Mina berobat. Achmad mengatakan, sejak banjir, pasien yang datang meningkat jumlahnya dua kali lipat. “Biasanya pasien yang berobat kesini sekitar 40 sampai 50 pasien per harinya, tetapi pasca banjir, pasien kami mencapai 90 hingga 100 orang,” tuturnya.
Demi situasi yang tak normal itu, Achmad menyediakan waktu kunjungan berobat lebih lama dari biasanya. Akibat pasien terus berdatangan, tempat prakteknya bahkan dibuka sampai dini hari. Umumnya, lanjut Achmad, jenis penyakit yang muncul karena banjir adalah diare, DBD (Demam Berdarah Dengue), ISPA (infeksi saluran nafas atas), gatal-gatal, cacingan, dan berbagai penyakit penyerta lainnya. Apalagi, stress karena banjir, juga dapat memicu daya tahan tubuh terhadap penyakit makin menurun.
Uniknya, sebagian besar pasien yang terjangkiti penyakit justru berasal dari kalangan dewasa. Menurut Achmad ini rentan terjadi, mengingat orang dewasa cendrung melakukan kontak langsung dengan kotornya air banjir. Untuk itu, Achmad menyarankan, jika tidak benar-benar terpaksa, usahakan sebisa mungkin tak terkena air banjir tersebut. “Hindari air banjir, cepatlah mengungsi ke tempat yang lebih aman!” pungkasnya.

Boks
Tips agar terhindar dari penyakit akibat banjir.
Ø  Untuk sementara, sebaiknya tidak mengosumsi air sumur dan air keran, bahkan untuk sikat gigi, karena rentan terkontaminasi. Gunakanlah air kemasan.
Ø  Hindarkan anak-anak bermain di daerah banjir.
Ø  Setelah banjir benar-benar surut, bersihkan lantai, dinding rumah, WC, bak mandi,  terlebih dahulu dengan cairan disinfektan. Contohnya, Dettol.
Ø  Usahakan selalu mencuci tangan dengan sabun antiseptik sehabis melakukan kegiatan bersih - bersih rumah
Ø  Waspadalah terhadap benda-benda di dalam rumah yang terbuat dari bahan dasar kain, karena potensial jadi sumber tumbuhnya bakteri dan jamur yang khas karena banjir. Jika tidak diperlukan, sebaiknya dibuang saja.
Ø  Tutup dan simpanlah makanan di tempat yang aman, dari kemungkinan disentuh binatang penyebar penyakit karena air, seperti tikus dan lalat.
Ø  Selalu gunakan lotion anti nyamuk ketika malam tiba. Lotion nyamuk juga baik dipakai di siang hari ketika berada di rumah. Banjir yang datang membawa lumpur dan tumpukan sampah menjadi habitat bagi nyamuk demam berdarah atau malaria. Gunakan pula obat nyamuk, baik dari jenis spray, bakar, maupun elektrik.
Ø  Jika di daerah Anda masih tergenang air yang tidak terlalu tinggi, usahakan saat beraktivitas selalu menggunakan sepatu boots karet setinggi lutut. Ini untuk menghindari kontak langsung kaki dengan air banjir yang sudah barang tentu kotor.

Rejeki Pasar Atap Langit

Oleh: Syuhada Gultom

Berdagang sampai subuh. Meski beralas plastik, harganya menjangkau masyarakat.
Di kota besar Jakarta, sudah jadi pemandangan biasa, jika pedagang-pedagang kaki lima menggelar dagangannya di pinggir jalan. Dan, juga bukan hal yang aneh, jika mereka tak sepi dari pembeli. Kejadian serupa ini pun dapat dijumpai, di jalan Bekasi Barat Raya, sekitar 200 meter dari Stasiun Jatinegara, ke arah Pondok Kopi.
Mereka adalah para pedagang Hand phone second. Cukup dengan menggelar tikar plastik, sambil lesehan di atas trotoar, mereka sudah siap bertransaksi. Beraneka ragam jenis hape berikut aksesoris dan perlengkapannya, terhampar di sana. Bedanya, barisan pedagang ini, hanya dapat ditemui mulai dari Jam 5 sore hingga larut malam. “kita jualan di sini bahkan sampai subuh, mas,” ucap Muhammad Amin, salah seorang dari mereka.
Kepada Jakarta Baru, Senin, pekan lalu, Amin mengatakan sudah lama berjualan di sana. Ia mengambil tempat paling ujung, di bawah fly over. Berdagang di tempat itu, lanjut Amin, bisa tergantung cuaca. “Kalau hujan datang, kebanyakan gak bisa dagang, karena atapnya langit,” ujarnya bergurau. Tapi, jika cuaca cerah, bisa sampai 200-an pedagang yang menjajakan barangnya.
Awalnya, Amin mengaku tak punya pilihan lain, sehingga menekuni pekerjaan seperti itu. Rupanya, setelah menjalani sekian waktu, ia merasa betah dan nyaman berjualan hand phone di “pasar lesehan” itu. Pasalnya, “nggak ada kericuhan, nggak ada preman-preman yang mengganggu kami mencari nafkah di sini,” paparnya.
Ditemui tak jauh dari pasar, Hery yang dianggap para pedagang sebagai perintis pasar, membenarkan situasi dagang di sana yang relatif aman. Mereka, ungkap hery, hanya perlu merogoh kocek Rp. 2.000 per harinya untuk biaya listrik. “itu pun sudah termasuk biaya keamanan, tak ada pungutan lain,” terang Hery meyakinkan.
Alhasil, para pedagang bisa bertahan cukup lama. Kendati barang dagangan serupa juga banyak dijual di Mall, mau pun pasar permanen lainnya. Eko Julianto, seorang mahasiswa yang kerap belanja di sana, mengungkapkan miringnya pasaran harga. Hand phone second Blackberry Onxy 1, misalnya, bisa didapatkan dengan harga 30 % persen lebih murah ketimbang belanja di Mall. Bahkan, charge Blackberry bisa laku separuh harga Mall, untuk tipe yang sama. “Wajar rame, harganya terjangkau,” kata eko.
Jadi, tak heran, jika omzet pedagang hand phone seperti Amin, bisa mencapai Rp. 700.000 per hari. Namun, ada kecendrungan unik para konsumen di pasar itu. Dari awal sampai pertengahan bulan, kebanyakan datang untuk membeli. Selepas itu, kebanyakan datang untuk menjual hand phone-nya. “Maklum, tanggal tua, mungkin butuh uang, suka gonta ganti hape mereka,” Lontar herry tertawa.